Pantai Senggigi adalah tempat pariwisata yang terkenal di Lombok. Letaknya di sebelah barat pesisir Pulau Lombok. Pantai Senggigi memang tidak sebesar Pantai Kuta di Bali, tetapi seketika kita berada di sini akan merasa seperti berada di Pantai Kuta, Bali. Pesisir pantainya masih asri, walaupun masih ada sampah dedaunan yang masih berserakan karena jarang dibersihkan. Pemandangan bawah lautnya sangat indah, dan wisatawan bisa melakukan snorkling sepuasnya karena ombaknya tidak terlalu besar. Terumbu karangnya menjulang ketengah menyebabkan ombak besarnya pecah di tengah. Tersedia juga hotel-hotel dengan harga yang bervariasi, dari yang mahal sampai hotel yang berharga ekonomis.

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Menara Eiffel (bahasa Perancis: Tour Eiffel, /tuʀ ɛfɛl/) merupakan sebuah menara besi yang dibangun di Champ de Mars di tepi Sungai Seine di Paris. Menara ini telah menjadi ikon global Perancis dan salah satu struktur terkenal di dunia.

Slideshow

Jumat, 16 Desember 2011

Napak Tilas Sejarah di candi Cetho





Masih di Jalur Tawangmangu-Sarangan, terdapat candi selain Candi Sukuh yang bernama Candi Cetho. Candi Cetho lokasinya tidak jauh dari Candi Sukuh, namun untuk menuju ke lokasi harus melewati perkebunan teh Kemuning yang terdapat di kaki gunung Lawu. Perjalanan melalui tanjakan tajam yang tidak jauh beda saat menuju ke Candi Sukuh.
Candi Cetho terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1.400m di atas permukaan laut. Merupakan candi hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15).

Di depan gapura kita mendapati sepasang arca penjaga. Memasuki gapura, kami mendapati candi ini terdapat sembilan tingkatan berundak. Sebenarnya Candi Cetho memiliki tigabelas tingkatan berundak, namun hanya sembilan tingkatan berundak yang dipugar. Di teras kedua kami mendapat informasi bahwa halaman ini merupakan tempat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur dusun Cetho.
Pada teras ketiga terdapat susunan batu yang membentuk kura-kura raksasa yang konon sebagai lambang Majapahit. Didepan kepala kura-kura terdapat simbol phallus (alat kelamin laki-laki) sepanjang 2 meter dilengkapi dengan hiasan tindik (piercing) bertipe ampallang. Kura-kura adalah lambang penciptaan alam semesta sedangkan penis merupakan simbol penciptaan manusia. darii suryasengkala berangka tahun 1373 Saka, atau 1451 masehi.
Di teras selanjutnya terdapat relief batu yang bercerita mengenai Sudhamala, hampir sama seperti relief yang terdapat di Candi Sukuh. Di setiap teras terdapat dua pendapa yang mengapit jalan menuju ke bangunan utama.
Di teras ketujuh terdapat sepasang arca. Di sisi utara merupakan arca Sabdapalon dan di selatan arca Nayagenggong, dua tokoh setengah mitos (banyak yang menganggap sebetulnya keduanya adalah satu orang) yang diyakini sebagai abdi dan penasehat spiritual Sang Prabu Brawijaya V.

Sebelum memasuki teras tertinggi terdapat jalan tembus ke arah kiri menuju ke Candi Kethek dan Puri Saraswati. Namun kami terus berjalan menapaki tangga batu ke arah teras tertinggi. Akhirnya kami sampai di teras tertinggi yang terdapat bangunan utama. Di teras ini terdapat beberapa pendapa yang terbuat dari kayu. Pendapa ini masih digunakan untuk beribadah bagi umat Hindu dan orang-orang yang beraliran Kejawen.
Bagunan utama Candi Cetho hampir mirip dengan gapura masuk Candi Sukuh dengan bagian depan berbentuk trapesium. Konon tempat ini memiliki mitos yang sama dengan Candi Sukuh yaitu untuk menguji keperawanan seorang gadis. Ada yang ingin membuktikannya?

=== Lokasi
Candi Cetho, Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar.
== Tiket Masuk
Rp 6.000,-/orang

Air Terjun Jumog

Nama Jumug masih terasa asing bila seseorang akan berwisata ke lereng Gunung Lawu. Orang pasti menganggap bahwa wisata air terjun hanyalah Grojogan Sewu yang terletak di kawasan Wisata Tawangmangu.
Air Terjun Jumog terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Air terjun ini memiliki ketinggian kurang lebih 25 m yang terbelah menjadi 2 sehingga disebut Air Terjun Kembar dan berada di ketinggian 1000 mdpl.
Dalam perjalanan menuju ke Air Terjun Jumog, kami mengambil jalan yang menuju jalur wisata Jumog – Candi Sukuh – Kemuning – Candi Cetho. Dari gerbang wisata, hanya sejauh 2km dengan mengambil jalan ke kanan menelusuri jalanan aspal yang cukup sempit.
Memasuki kawasan wisata Air Terjun Jumog, suasana tampak sepi hanya terlihat beberapa wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Akhirnya kami menuju ke lokasi air terjun setelah membayar tiket masuk.
Hampir sama dengan objek wisata Grojogan Sewu, para pengunjung harus berjalan menuruni tebing. Perjalanan menuruni tebing tidak melelahkan seperti menuruni tebing di objek wisata Grojogan Sewu, karena selang beberapa menit kami telah tiba di tepian sungai.
kami berjalan menuju ke pusat air terjun dengan menelusuri aliran sungai. Akhirnya kami tiba di tepian air terjun. Suasana tampak sejuk dan segar ditambah dengan lingkungan yang cukup bersih. Sepertinya pengelola objek wisata ini cukup serius dalam menjaga kebersihan. Kondisi air terjun terlihat bersih, tidak bercampur dengan lumpur yang kadang sering kita temui di Grojogan Sewu.
Sumber Air Terjun Jumog berasal dari mata air yang muncul dari sela-sela bebatuan yang berada di sebelah timur kurang lebih 800 meter yang belum terkontaminasi oleh limbah.
Puas menikmati keindahan Air Terjun Jumog, akhirnya kami meninggalkan objek wisata ini. Kawasan wisata ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap lain taman, outbound, kolam renang, mainan anak dan gazebo.
= Tiket Masuk
Dewasa : Rp 3.000,-/orang
== Pengelola Air Terjun Jumog
cp: 0852 2979 0862 / 0271 5818082

Candi Sukuh, Candi Unik Nan Saru

Perjalanan di Jalur Tawangmangu – Sarangan membawa kami untuk mengunjungi objek wisata Candi Sukuh. Perjalanan untuk menuju tempat ini melalui tanjakan yang cukup tajam dan jalan yang sempit sehingga harus berhati-hati dalam mengendarai kendaraan.
Candi Sukuh terletak di desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Sukuh merupakan candi Hindu yang unik di Jawa, dibangun pada abad ke 15 akhir jaman kerajaan Majapahit. Struktur candi yang terdiri dari delapan teras memiliki arti dan fungsi tersendiri. Arsitektur bangunan utama candi yang mirip dengan candi Mayan di Yucatan. Batuan yang digunakan berbeda dengan batu yang dipakai untuk membangun Candi di Jawa Tengah. Batuan pada Candi Sukuh warnanya agak kemerah-merahan berjenis batu andesit.
Ketika tiba di objek wisata Candi Sukuh suasana candi tampak sepi, hanya terlihat beberapa wisatawan mancanegara yang berkunjung ke objek wisata ini. Kabut gunung yang tadinya menyambut kami saat tiba di objek wisata Candi Sukuh berangsur-angsur menghilang.
Candi ini pertama kali ditemukan dalam keadaan runtuh pada tahun 1815 oleh Residen Surakarta, Johnson. Pada kurun waktu 1842-1910 dilakukan penelitian dan inventarisasi oleh sejumlah arkeologi Belanda. Pada tahun 1928 baru dilakukan pemugaran oleh Dinas Purbakala.
Memasuki Candi Sukuh  terdapat 3 Gapura dan 3 Teras. Kami memulai dengan menginjakkan kami di teras pertama dibagian depan terdapat gapura utama yang masih utuh. Namun dibagin tengah terdapat pintu yang terkunci sehingga kami menuju ke teras pertama melalui bagian samping. Bentuk gapura cukup unik mengingat posisinya tidak tegak lurus namun miring seperti model trapesium dengan atap diatasnya.
 Pada gapura pertama terdapat sebuah sangkala dalam bahasa Jawa yang berbunyi gapura buta abara wong. Artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Gapura sang raksasa memangsa manusia”. Kata-kata ini memiliki makna 9, 5, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1359 Saka atau tahun 1437 Masehi.

Menuju ke teras kedua, kami melewati gerbang kedua yang bentuknya sudah tidak utuh lagi. Hanya tersisa dinding gapura yang tingginya hanya sebatas tangga naik dan tidak beratap. Di kanan dan kiri gapura terdapat patung penjaga pintu atau dwarapala namun kondisinya sudah rusak dan bentuknya tidak jelas.
Pada gapura kedua terdapat sebuah candrasangkala pula dalam bahasa Jawa yang berbunyi gajah wiku anahut buntut. Artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Gajah pendeta menggigit ekor”. Kata-kata ini memiliki makna 8, 7, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1378 Saka atau tahun 1456 Masehi.
Memasuki teras ketiga, gapura ketiga kondisinya sama dengan gapura kedua yang sudah tidak utuh lagi. Pada teras ketiga ini terdapat pelataran besar dengan candi induk dan beberapa relief di sebelah kiri serta patung-patung di sebelah kanan. Bila dibandingkan dengan candi-candi yang lain, bentuknya sangat berbeda dan memiliki keunikan. Terdapat beberapa simbol sex yang tidak terdapat di candi-candi yang lain. beberapa patung dan arca menggambarkan Lingga sebagai perwujudan kemaluan pria dan Yoni sebagai perwujudan kemaluan wanita.
 Candi induk yang mirip dengan bentuk vagina ini, menurut beberapa pakar memang dibuat untuk mengetes keperawanan para gadis. Menurut cerita, jika seorang gadis yang masih perawan mendakinya, maka selaput daranya akan robek dan berdarah. Namun apabila ia tidak perawan lagi, maka ketika melangkahi batu undak ini, kain yang dipakainya akan robek dan terlepas.
=== Lokasi
Candi Sukuh Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah Koordinat  07°37°38,85 Bujur Timur dan 111°07°52,65 Lintang Selatan

Menengok Air Terjun Parang Ijo

Menengok Air Terjun Parang Ijo

Nama Air Terjun Parang Ijo masih terdengar asing ditelinga para wisatawan yang akan berlibur ke kawasan wisata yang terletak di lereng Gunung Lawu ini. Maklum, air terjun ini baru saja dikembangkan sebagai kawasan wisata, berbeda dengan Air Terjun Grojogan Sewu yang sudah terkenal sejak lama.
 Air Terjun Parang Ijo berada di daerah wisata Parang Ijo, Desa Girimulyo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 20 meter.
Kawasan Wisata Air Terjun Parang Ijo ini sejalur dengan kawasan wisata Air Terjun Jumog, Candi Sukuh, Kebun Teh Kemuning, dan Candi Cetho. Suasana terlihat sepi ketika memasuki kawasan parkir dan pintu masuk. Setelah membayar tiket masuk, saya pun menelusuri jalan setapak yang berukuran lebar sekitar satu meter untuk menuju ke lokasi air terjun. Tidak sampai sepuluh menit, saya sudah sampai di tepian air terjun.

Air Terjun Parang Ijo terbilang lebih kecil daripada Air Terjun Grojogan Sewu dan Air Terjun Jumog, namun yang unik disini di dekat air terjun terdapat tebing dimana air muncul dari sela-sela bagian puncaknya. Debit air di air terjun ini lumayan deras, mirip dengan Air Terjun Jumog walaupun intensitasnya lebih sedikit.
Fasilitas penunjang kawasan wisata ini masih dalam kondisi baik, entah karena masih sedikit jumlah pengunjungnya, atau karena baru selesai dibangun. Jalanan dan taman masih terawat dengan baik, kondisi area yang cukup bersih, beberapa mainan anak-anak, kolam renang, dan gardu pandang di beberapa sudut.
Air terjun ini menawarkan pemandangan yang indah tidak kalah dengan air terjun lainnya di kabupaten Karanganyar. Suasana wisata air terjun yang masih sepi membuat nyaman pengunjung yang ingin berfoto ria maupun bermain air sambil menikmati ketenangan alam ini.
== Tiket Masuk
Dewasa : Rp 2.500,-/orang

Minggu, 11 Desember 2011

Pesona Gunung Api Bawah Laut

Pesona Gunung Api Bawah Laut


  • Pesona Gunung Api Bawah Laut Pesona Gunung Api Bawah Laut
 - Menikmati pemandangan gunung didaratan mungkin suatu hal yanmg sudah biasa dan kurang menantang. Namun bagaimana jika Anda berwisata menikmati pegunungan dengan cara menyelam di bawah laut menikmati panorama yang tersaji di sekelilingnya. Hal tersebut patut dicoba bagi Anda penggemar traveling.

Sebagai negara kepulauan yang berada dalam pertemuan tiga lempeng kerak bumi utama, yaitu Lempeng Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia, sepanjang kepulauan Indonesia berisi rangkaian gunung berapi di daratan ataupun di bawah permukaan lautnya. Salah satu pegunungan yang berada di dasar laut terdapat di Pulau Mahengetang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

Banua Wuhu, demikian masyarakat setempat menyebut gunung yang berada sekitar 300 m dari sisi barat daya Pulau Mahengetang. Titik kepundan gunung ditandai oleh keluarnya gelembung di antara bebatuan di kedalaman 8 m. Suhu air yang berada di sekitaran gunung tersebut berada dikisaran sekitar 37-38 derajat Celsius.

Di sekitar pegunungan ini terdapat sejumlah lubang yang mengeluarkan air panas. Banua Wuhu memiliki topografi berupa bukit dan lembah tumpukan bebatuan berukuran besar. Batuan-batuan yang terdapat disini berwarna kecoklatan akibat tertutup sulfur dengan bercak-bercak putih berupa Kalsium Karbonat, substrat yang dihasilkan dari kepundan gunung yang kelak merupakan cikal bakal tumbuhnya karang.

Jika Anda menyelam lebih kedalam disini kita bisa menikmati Kehidupan biota laut yang terdapat disini serta koloni terumbu karang di kedalaman 10 m hingga 20 m dengan ribuan ikan-ikan berenang disekitarnya. Menurut masyarakat setempat di kawasan ini Konon terdapat lorong bawah laut yang bisa tembus dua arah.

Setiap bulan Januari masyarakat setempat menyelenggarakan upacara tulude. Dua minggu sebelum ritual tersebut, seorang tetua adat akan menyelam dengan membawa piring putih berisi emas ke lorong tersebut sebagai persembahan agar Banua Wuhu tidak murka. Banua Wuhu dapat dicapai dengan menggunakan perahu nelayan maupun perahu boat yang dapat ditemui dipinggir pantai

Eksotisme Pulau Menjangan

Eksotisme Pulau Menjangan

  • Eksotisme Pulau Menjangan  
  • Eksotisme Pulau Menjangan
Anda suka dengan wahana wisata bawah laut? Kalau iya, maka Anda diwajibkan berkunjung ke Pulau Menjangan yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya.

Pulau yang berada di Bali Utara ini menjadi lokasi yang wajib dikunjungi oleh wisatawan yang benar-benar ingin mengeksplorasi flora dan fauna yang ada di bawah laut baik dengan snorkeling atau diving.

Sesuai dengan namanya, pulau ini memang dihuni banyak menjangan. Saat bersantai di pulau ini, jangan kaget bila tiba-tiba muncul hewan bertanduk dari balik semak. Di sini juga, Anda dapat melihat karang-karang yang tersusun menyerupai terasering dan menempel di dinding hingga kedalaman 50 meter.

Konon, keindahan panorama bawah laut di kawasan ini tak kalah dibanding panorama bawah laut di Karibia.

Pulau Menjangan adalah Pulau Karang yang terletak di ujung barat laut Pulau Bali. Pulau ini mudah dijangkau lewat Labuhan Lalang di Desa Sumber Kelompok Kecamatan Gerokgak yang berjarak sekitar 55 km sebelah selatan Kota Singaraja.

Pulau Menjangan memiliki kontur dasar laut yang menakjubkan, karena bawah laut yang awalnya dangkal bisa tiba-tiba menjadi curam (drop off). Airnya sangat jernih dengan suhu sekitar 25 derajat celsius.

Menyambangi wilayah paling barat Pulau Bali, jangan pula melewatkan objek wisata air panas di Desa Sumber Kima. Wisatawan lokal dari berbagai daerah di Bali sering melancong ke sana, khusus untuk mandi air panas yang keluar dari mata air alami. Konon, air panas ini bisa mengobati sejumlah penyakit.

Puas berendam di air panas, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke arah timur sekitar 10 km untuk mencapai Pura Pulaki. Di sini, ratusan kera siap menyambut kedatangan Anda. Kera-kera itu jinak dan sangat akrab dengan wisatawan yang datang.

Mengingat wilayahnya yang luas, perlu waktu setidaknya satu hari untuk menikmati tempat-tempat menarik di Bali bagian barat ini. Tak perlu risau, jika Anda harus menginap, tinggal pilih hotel mana sebagai tempat bermalam dengan tarifnya yang terjangkau.

Menikmati Air Panas dan Hutan Pinus Di Gunung Pancar

Menikmati Air Panas dan Hutan Pinus Di Gunung Pancar

  • Menikmati Air Panas dan Hutan Pinus Di Gunung Pancar Menikmati Air Panas dan Hutan Pinus Di Gunung Pancar
  - Berwisata ke Gunung Pancar dapat menjadi pilihan yang menarik untuk dikunjungi. Selain tempatnya relatif dekat dengan waktu sekitar dua jam dari Jakarta.

Gunung Pancar juga sangat cocok untuk melepas penat dan kejenuhan dari aktifitas kota besar seperti Jakarta. Di sini kita bisa menikmati indahnya sebuah ketenangan dan segarnya bau alam yang khas dari aroma hutan pinus Gunung Pancar.

Sepanjang jalan menuju Gunung Pancar, Anda akan banyak menjumpai penduduk desa yang sedang menjemur cengkeh atau mengangkut daun singkong dari kebun yang banyak terdapat di sepanjang jalan, serta hijaunya pematang sawah, dan jejeran Perumahan Bukit Sentul yang terlihat indah dari atas bukit,

Selepas pintu masuk Taman Wisata Alam Gunung Pancar menuju lokasi wisata air panas yang mengandung mineral aktif, Anda disuguhi pemandangan alam hutan pinus. Di kanan kiri, pohon pinus berjajar rapi membuat jalan terasa sejuk dan buahnya bertebaran menutupi tanah di bawahnya.

Air panas alami yang terdapat di sini dipercaya bisa melancarkan peredaran darah, mengeluarkan toxin atau racun dan lemak yang berlebihan dari dalam tubuh melalui keringat, serta membantu menormalkan system syaraf dan uniknya lagi air panas ini tidak mengandung sulfur atau belerang.

Untuk mencapai lokasi, Anda dapat menempuh melalui dua jalan. Pertama, lewat Pintu Tol Sentul menuju Desa Babakan Madang dan Desa Karangtengah dengan kondisi jalan beraspal cukup baik sejauh 13 Km dengan waktu tempuh 20 menit. Kedua, melalui kota Bogor dengan melewati daerah Bogor Baru terus menuju Desa Karangtengah sejauh 25 Km dengan waktu tempuh 1 jam.

Tertarik?